Monday 19 November 2012

Olahraga Terlalu Keras dapat Melukai Ginjal

Jakarta, Berolahraga terlalu keras dapat menyebabkan nyeri otot yang menyakitkan, tetapi ternyata nyeri otot tersebut juga dapat menimbulkan masalah yang lebih serius. Kerusakan otot akibat berolahraga terlalu keras telah dikaitkan dengan kerusakan ginjal akibat gangguan enzim dalam darah.
Seorang pria di Pennsylvania mengalami nyeri otot lengan setelah berlatih dengan keras di tempat fitness. Keesokan harinya, lengan pria tersebut membengkak hingga 3 kali ukuran normal, kemudian dirinya segera memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. Dokter mendiagnosis masalah tersebut dengan Rhabdomyolysis, yaitu kerusakan otot karena pelepasan enzim myoglobin bersamaan dengan creatine kinase ke dalam aliran darah. Hal ini diketahui berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal. Pria tersebut harus menjalani serangkaian tes yang menyakitkan hingga lebih dari 120 jam di rumah sakit, diantaranya harus berulangkali menjalani tes darah, cardiogram, ultrasound, dan bahkan pemasangan kateter kemih.
"Rhabdomyolysis biasanya terjadi karena cedera keras akibat kecelakaan mobil atau tertimpa reruntuhan bangunan, tetapi ternyata efek buruk berolahraga terlalu keras juga dapat menyebabkan kerusakan otot yang mengarah kepada masalah ginjal," kata Leslie Spry, MD, juru bicara untuk National Kidney Foundation, seperti dilansir Women's Health, Senin (19/11/2012).
Perawatan rhabdomyolysis meliputi hidrasi melalui selang infus untuk mengeluarkan enzim berbahaya dari tubuh. Dialisis ginjal mungkin juga diperlukan, tergantung pada tingkat kerusakan ginjal akibat enzim tersebut. Pasien yang didiagnosis mengalami rhabdomyolysis harus menjalani rawat inap setidaknya beberapa hari di rumah sakit. Untuk mencegah kerusakan ginjal akibat rhabdomyolysis, seseorang yang berolahraga dengan tujuan membangun otot harus didampingi oleh instruktur agar sesuai dengan kebutuhan Anda dan tidak berlebihan. Hindari berolahraga dengan intensitas tinggi setiap hari, setidaknya beri jeda sehari.
Selain itu pastikan agar Anda tetap terhidrasi ketika berolahraga. Ketika seseorang merasa haus, dirinya telah mengalami dehidrasi hingga 2 persen. Perhatikan warna urine untuk mengetahui apakah Anda telah cukup terhidrasi, segeralah minum air jika warna urine terlihat gelap.

http://health.detik.com/read/2012/11/19/072522/2093874/766/olahraga-terlalu-keras-dapat-melukai-ginjal?l992205755

4 Risiko Kesehatan Akibat Konsumsi Minuman Energi




Jakarta, Seseorang dapat mendapatkan suntikan energi instan setelah minum minuman energi karena kadar tinggi kafein yang terkandung di dalamnya. Tetapi muncul kekhawatiran apakah konsumsi minuman energi berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Minuman energi mengandung sekitar 215 miligram kafein atau setara dengan kafein dalam 2 cangkir kopi. Konsumsi kafein dalam jumlah yang tinggi telah dikaitkan terhadap beberapa penyakit.
Berikut 4 masalah kesehatan yang terkait konsumsi minuman energi, seperti dilansir My Health News Daily, Minggu(18/11/2012) antara lain:
1.       Masalah jantung
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Food and Drug Administration (FDA) telah menerima 30 keluhan serangan jantung yang terjadi akibat konsumsi minuman energi. Sebelumnya pada tahun 2007, seorang pria Australia juga dilaporkan mengalami serangan jantung setelah mengonsumsi 8 kaleng minuman energi selama lebih dari 7 jam.
Pasien yang mengalami masalah jantung tersebut sama sekali tidak memiliki riwayat nyeri dada. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat kafein yang terlalu tinggi dalam minuman energi dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.Kafein juga dapat menyebabkan sel-sel hati untuk melepaskan kalsium, mempengaruhi detak jantung, dan menyebabkan tidak normalnya denyut jantung (aritmia). Minuman ini juga dapat mengganggu keseimbangan kadar garam dalam tubuh, yang juga berkaitan dengan aritmia.
Namun, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa minuman energi menimbulkan masalah jantung. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan seberapa banyak jumlah konsumsi minuman energi yang dapat mengganggu jantung.
2.       Risiko keguguran
FDA juga telah menerima satu laporan yang menghubungkan konsumsi minuman energi dengan keguguran kehamilan. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2006 terhadap lebih dari 1.000 wanita hamil menemukan bahwa wanita hamil yang mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari, dua kali lebih mungkin mengalami keguguran dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak minum kafein.
Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008 tidak menemukan hubungan antara konsumsi kafein, terlepas dari jumlahnya dengan risiko keguguran pada usia kehamilan 20 minggu. Karena studi ini masih belum menemukan titik temu, American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan bahwa wanita hamil harus membatasi konsumsi kafein sampai 200 mg per hari.
3.       Peningkatan risiko kecanduan alcohol
Studi menunjukkan bahwa menggabungkan antara alkohol dan minuman energi dapat membahayakan kesehatan. Meskipun kafein adalah stimulan, penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat melawan efek penenang dari alkohol.
Pencampuran alkohol dan minuman energi dapat membuat orang terjaga untuk jangka waktu yang lama dan memungkinkan untuk mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Studi ini diterbitkan dalam Journal of American Medical Association tahun lalu.
4.       Gangguan kecerdasan otak
Para pelajar biasanya minum minuman energi untuk mendongkrak semangat dan agar tetap terjaga untuk belajar. Tetapi sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010 menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah besar menimbulkan efek sebaliknya yaitu mengurangi kecerdasan 

http://health.detik.com/read/2012/11/18/141109/2093610/766/4-risiko-kesehatan-akibat-konsumsi-minuman-energi?l991101755