Thursday 28 February 2013

Sulit Hentikan Makan Berlebihan? Ini Dia Alasannya!



Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa sulit sekali untuk menghentikan makan yang berlebihan? Jangan khawatir! Para ilmuwan di Jepang berhasil menemukan jawaban ilmiah dibalik masalah tersebut.
 Para ilmuwan Jepang telah menemukan bahwa sel-sel sumsum tulang ternyata menghasilkan brain-derived eurotrophic factor (BDNF), yakni senyawa pemicu regulasi asupan makanan. Lalu, BDNF ini dikirim ke otak bagian hipotalamus untuk “menyempurnakan” nafsu makan. “Temuan ini dapat memberikan target baru untuk memerangi obesitas,” ujar para ilmuwan dari Baylor College of Medicine dan Shiga University of Medical Science di Jepang. “Kami akhirnya tahu bahwa sel-sel darah juga memproduksi BDNF,” ujar Dr. Lawrence Chan, kepala divisi diabetes, endokrinologi dan metabolisme di departemen kedokteran dan direktur Diabetes Research Center, yang didanai pemerintah federal. Selain di sel-sel darah, BDNF ini juga diproduksi di otak dan sel-sel saraf. “Kami belum tahu mengapa BDNF ini diproduksi dalam sel darah,” tambah Dr. Chan.
Dr. Hiroshi Urabe dan Dr. Hideto Kojima, rekan-rekan ilmuwan Chan, akhirnya meneliti BDNF di otak tikus yang tidak diberi makan selama 24 jam. Sumsum tulang juga ditandai dengan protein fluorescent yang muncul di mikroskop. Yang mengejutkan, mereka menemukan kehadiran sel-sel penghasil BDNF di bagian otak hipotalamus, yang disebut paraventricular nucleus.
Hasil penelitian juga menyatakan bahwa tikus yang lahir tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sel-sel darah penghasil BDNF, tercatat menjadi gemuk dan mengembangkan resistensi insulin (kurangnya respon terhadap insulin yang mempengaruhi kemampuan untuk memetabolisme glukosa). Sebuah transplantasi sumsum tulang yang mampu mengurangi gen penghasil BDNF ternyata dapat menormalkan nafsu makan, kata Dr. Chan. Transplantasi sumsum tulang ini juga tidak mampu mengembalikan makan berlebihan, obesitas atau resistensi insulin sama sekali.
Ketika sel-sel sumsum tulang normal penghasil BDNF disuntikkan ke dalam ventrikel ketiga (rongga berisi cairan di otak) pada tikus yang kekurangan BDNF, ternyata tidak lagi memiliki keinginan untuk makan berlebihan. Studi ini merupakan mekanisme baru untuk mengawasi makan berlebihan melalui sel-sel sumsum tulang penghasil BDNF dan dapat memberikan jalan baru untuk melawan obesitas.

Sumber : http://id.she.yahoo.com/sulit-hentikan-makan-berlebihan-ini-dia-alasannya-042625879.html

Wednesday 27 February 2013

Wah, Keringat Mampu Lindungi Tubuh dari Bakteri Berbahaya!



Menurut hasil penelitian terbaru, keringat ditemukan mampu melindungi tubuh dari bakteri-bakteri berbahaya. Bagaimana prosesnya bisa terjadi?
Tim ilmuwan internasional menemukan bahwa antibiotik alami penting yang disebut dermcidin (diproduksi oleh kulit ketika kita berkeringat) adalah zat yang sangat efisien untuk melawan kuman tuberkulosis dan bakteri-bakteri berbahaya lainnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan antibiotik baru yang mampu mengendalikan bakteri multi-resisten.
Para ilmuwan dari University of Edinburgh (Inggris), University of Goettingen, University of Tuebingen (Jerman), dan University of Strasbourg (Perancis) telah menemukan struktur atom dari senyawa dermcidin, yakni senjata efisien dalam pertempuran melawan bakteri-bakteri berbahaya.
Meski sekitar 1.700 antibiotik alami jenis ini sudah diketahui ada, para ilmuwan sampai sekarang belum memiliki pemahaman yang rinci tentang bagaimana proses senyawa ini bekerja. Keringat mampu menyebarkan antibiotik yang sangat efisien ini pada kulit sehingga melindungi kita dari bakteri berbahaya. Jika kulit kita terluka oleh luka kecil, goresan, atau sengatan nyamuk, agen antibiotik ini dikeluarkan oleh kelenjar keringat, seperti dermcidin, secara cepat dan efisien membunuhnya.
Senyawa-senyawa alami, yang dikenal sebagai peptida antimikroba (AMP), lebih efektif dalam jangka panjang daripada antibiotik tradisional. Hal ini dikarenakan bakteri tidak mampu dengan cepat mengembangkan resistensi terhadap AMP.
Antimikroba ini bisa menyerang bakteri tumit Achilles, lebih tepatnya menyerang dinding sel mereka, yang tidak dapat dimodifikasi dengan cepat untuk menahan serangan. Oleh karena itu, AMP memiliki potensi besar untuk membentuk antibiotik generasi baru.
Tim ilmuwan internasional ini berharap bahwa hasil temuan mereka dapat berkontribusi pada pengembangan antibiotik kelas baru yang mampu menyerang bakteri-bakteri berbahaya. Studi ini telah dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences

Dikutip dari : http://id.she.yahoo.com/wah-keringat-mampu-lindungi-tubuh-dari-bakteri-berbahaya-062912670.html